MOTIVASI PEMBELAJARAN
Menurut pengertiannya, Motivasi
adalah suatu dorongan kehendak yang menyebabkan seseorang melakukan suatu
perbuatan untuk mencapai tujuan tertentu.Motivasi berasal dari kata motif yang
berarti "dorongan" atau rangsangan atau "daya penggerak"
yang ada dalam diri seseorang. Menurut
Weiner motivasi didefenisikan sebagai kondisi internal yang membangkitkan kita untuk
bertindak, mendorong kita mencapai tujuan tertentu, dan membuat kita tetap
tertarik dalam kegiatan tertentu. Menurut
Uno, motivasi dapat diartikan sebagai dorongan internal dan
eksternal dalam diri seseorang yang diindikasikan dengan adanya; hasrat dan
minat; dorongan dan kebutuhan; harapan dan cita-cita; penghargaan dan
penghormatan. Motivasi adalah sesuatu apa yang membuat seseorang bertindak
menyatakan bahwa motivasi merupakan dampak dari interaksi seseorang dengan
situasi yang dihadapinya.
Motivasi belajar merupakan salah satu
faktor yang secara awal hendaknya telah dimiliki siswa. Apabila siswa berminat
untuk mempelajari sesuatu maka akan memperoleh hasil belajar yang memuaskan.
Keaktifan para siswa mengikuti belajar mengajar, teori maupun praktek merupakan
ciri khas siswa yang memiliki motivasi belajar.Motivasi belajar yang timbul
dari dalam diri siswa memungkinkan untuk memperoleh hasil belajar yang
memuaskan. Motivasi belajar sangatlah diperlukan karena
dengan motivasi, hasil belajar akan menjadi lebih optimal. Motivasi juga
menentukan intensitas usaha siswa untuk belajar. Siswa yang menyadari akan
kebutuhaNnya untuk belajar maka siswa tersebut akan lebih giat dan antusias
dalam belajar.
Sifat
motivasi dibagi atas dua golongan yaitu :
a.
Motivasi intrinsik adalah
Motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari
luar, karena ada dalam diri setiap individu suatu dorongan untuk melakukan
sesuatu. Siswa yang memiliki motivasi yang kuat akan memiliki tujuan untuk
menjadi orang yang terdidik dan ditunjukkan dengan tingginya aktivitas yang
dilakukan, terutama aktivitas dalam belajar. Dorongan yang menggerakkan
tersebut bersumber pada suatu kebutuhan yaitu kebutuhan yang berisikan
keharusan untuk menjadi orang yang terdidik.
b.
Motivasi ekstrinsik adalah
Motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar.
Motivasi ekstrinsik merupakan bentuk motivasi yang didalamnya aktivitas belajar
dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak
berkaitan dengan aktivitas belajar. Motivasi ekstrinsik tetap diperlukan di
sekolah karena pengajaran di sekolah tidak semuanya menarik perhatian siswa
atau sesuai dengan kebutuhan siswa, lagipula sering terjadi siswa tidak
memahami untuk apa sebenarnya dia belajar hal-hal yang diberikan di sekolah.
Setiap motivasi berkaitan dengan suatu tujuan.Siswa termotivasi
untuk belajar karena ingin mencapai prestasi yang tinggi dan juga untuk
mewujudkan cita-citanya. Sehubungan dengan hal tersebut, motivasi mempunyai
tiga fungsi yaitu:
a. Mendorong manusia untuk berbuat. Motivasi
merupakan suatu motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
b. Menentukan arah perbuatan yaitu kearah
tujuan yang hendak dicapai. Motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang
harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
c. Menyeleksi perbuatan. Menentukan
perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan untuk mencapai tujuan dengan cara
menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan yang akan
dicapai.
Siswa akan malas belajar jika pelajaran yang akan diajarkan guru di
sekolah tidak sesuai dengan minatnya. Jika siswa tidak berminat pada proses
belajar mengajar yang ada di dalam kelas maka akan berakibat pada kurangnya
perhatian siswa terhadap pelajaran tersebut dan pada gilirannya akan berdampak
negatif terhadap pencapaian hasil belajar.
Pentingnya
motivasi bagi siswa adalah :
a. Menyadarkan kedudukan pada awal belajar,
proses dan hasil akhir belajar.
b. Menginformasikan tentang usaha belajar,
bila dibanding dengan teman sebaya sebagai ilustrasi, terbukti kegiatan
usahanya belum memadai, maka ia berusaha setekun mungkin agar berhasil.
c. Mengarahkan kegiatan belajar, mengetahui
bahwa dirinya belum belajar secara efektif, maka ia mengubah perilaku
belajarnya.
d. Membesarkan semangat belajar.
e. Menyadarkan tentang adanya perjalanan
belajar dan kemudian bekerja.
Dalam motivasi belajar terkandung adanya cita-cita atau aspirasi
siswa, ini diharapkan siswa mendapat motivasi belajar sehingga mengerti dengan
apa yang menjadi tujuan dalam belajar. Disamping itu, keadaan siswa yang baik
dalam belajar akan menyebabkan siswa tersebut bersemangat dalam belajar dan
mampu menyelesaikan tugas dengan baik, kebalikan dengan siswa yang sedang
sakit, ia tidak mempunyai gairah dalam belajar. Dalam upaya peningkatan kualitas
pembelajaran berbagai upaya dilakukan yaitu dengan peningkatan motivasi
belajar. Dalam hal belajar siswa akan berhasil kalau dalam dirinya sendiri ada
kemauan untuk belajar dan keinginan atau dorongan untuk belajar, karena dengan
peningkatan motivasi belajar maka siswa akan tergerak, terarahkan sikap dan
perilaku siswa dalam belajar.
Motivasi belajar
merupakan keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang
menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar, dan
memberikan arah pada kegiatan belajar demi mencapai tujuan. Menurut Mc. Donald,
motivasi adalah perubahan energi dalam diri pribadi seseorang yang ditandai
dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Motivasi bukan saja
penting karena menjadi faktor penyebab belajar, namun juga memperlancar belajar
dan hasil belajar. Secara historik, guru selalu mengetahui kapan siswa
perlu diberi motivasi selama proses belajar, sehingga aktivitas belajar
berlangsung lebih menyenangkan, arus komunikasi lebih lancar, menurunkan
kecemasan siswa, meningkatkan kreaktivitas dan aktivitas belajar.
Siswa yang
mempunyai motivasi belajar tinggi, selalu berusaha secara terus-menerus
sehingga tercapai tujuan yang dicita-citakannya, yakin akan berhasil
menyelesaikan setiap masalah belajar yang dihadapinya, dan mempunyai respon
yang kuat untuk menyelesaikan setiap persoalan yang kelihatannya harus
membutuhkan konsentrasi pikiran. Pada umumnya siswa yang mempunyai motivasi
belajar tinggi, maka siswa tersebut juga akan giat belajar, Hudgins (2003)
berpendapat bahwa siswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi akan berusaha
keras demi suksesnya belajar, individu mempunyai harapan yang besar untuk
sukses dan sikap yang positif terhadap pencapaian tujuan. Apabila usaha ini
membuahkan suatu hasil, siswa tersebutakan merasa puas sebab semua itu
diperoleh karena suatu usaha dan bukan keberuntungan semata.
A.
Hubungan Motivasi dengan Kreativitas
Pengertian kreativitas
adalah suatu kemampuan, yaitu kemampuan untuk membayangkan atau menciptakan
sesuatu yang baru, kemampuan untuk membangun ide-ide baru dengan
mengkombinasikan, merubah, menerapkan ulang ide-ide yang sudah ada; suatu
sikap, yaitu kemampuan menerima perubahan dan pembaruan, kemauan untuk bermain
dengan ide dan kemungkinan untuk fleksibilitas pandangan, kebiasaan menikmati
sesuatu dengan baik, ketika mencari cara untuk mengimprovisasi ide tersebut;
suatu proses, yaitu orang kreatif bekerja keras dan terus menerus, sedikit demi
sedikit membuat perubahan dan perbaikan terhadap pekerjaannya.
Kreativitas tidak selalu
berhubungan dengan karya-karya yang besar atau yang rumit saja, melainkan juga
berhubungan dengan karya-karya sederhana.Pertumbuhan kreativitas dimulai sejak
manusia dilahirkan dan berkembang terus sesuai dengan berbagai faktor yang
mempengaruhinya.
Dengan kadar yang berbeda, pada dasarnya
setiap manusia memiliki potensi kreativitas. Kreativitas memegang peranan
penting, sebagai jiwanya perkembangan atau perubahan dan kemajuan bangsa.Ditinjau
dari wawasan ini kreativitas bukanlah hanya sekedar potensi, tetapi telah
menjadi sebuah nilai sebagai tolak ukur dalam menentukan status keberadaan
manusia.Kreativitas tidak selalu berhubungan dengan karya-karya yang besar atau
yang rumit saja, melainkan juga berhubungan dengan karya-karya
sederhana.Pertumbuhan kreativitas dimulai sejak manusia dilahirkan dan
berkembang terus sesuai dengan berbagai faktor yang mempengaruhinya.
Motivasi menunjukkan keinginan seseorang untuk memperoleh sesuatu
agar keinginannya terkabul maka seseorang akan mengadakan usaha-usaha, antara
lain dengan meningkatkan perhatiannya terhadap sesuatu dengan cara mempelajari
apa sesuatu itu, bagaimana memperoleh sesuatu itu, dan lain sebagainya.
Kreativitas merupakan sifat ingin menimbulkan ide-ide baru dan gagasan-gagasan
yang dapat mengembangkan pengetahuan baru.
Kreativitas yang tinggi akan menimbulkan ide-ide baru dan gagasan
yang dapat mengembangkan pengetahuan baru. Kreativitas berhubungan dengan
kondisi sikap atau keadaan seseorang terhadap suatu situasi.Pembelajaran adalah
suatu peristiwa yakni belajar. Kreativitas belajar mempengaruhi daya pikir
seseorang dalam belajar, sikap kreativitas belajar yang dimiliki seseorang
tinggi maka kemampuan berpikir dan keyakinannya akan semakin tinggi. Teori
belajar menyimpulkan bahwa kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan atau
kekuatan yang dimiliki seseorang untuk menyelesaikan suatu masalah atau
pekerjaan. Dengan memiliki kemampuan yang tinggi maka seseorang akan berhasil
dalam belajar. Namun jika kreativitas belajar seseorang rendah maka
kemandiriannya dalam berpikir dan menanggapi persoalan juga rendah.
Dari uraian di atas, dapat dimengerti bahwa
dengan motivasi belajar akan menampakkan keseriusan atau ketekunan siswa waktu
mengikuti proses belajar, maka keadaan seperti ini akan memberikan belajar yang
cenderung baik dan tinggi. Karena adanya motivasi tersebut maka berdampak
kepada perkembangan kreativitas belajar, dapat dilihat dari seringnya siswa
mengajukan pertanyaan dan juga memberikan ide-ide serta gagasan-gagasan baru
yang mendukung tentang proses belajar-mengajar, yang mana nantinya akan
menimbulkan pengetahuan-pengetahuan baru sehingga hasil belajar yang diperoleh
akan semakin baik.
Jadi, antara motivasi dan kreativitas
sangatlah erat hubungannya. Motivasi membuat siswa semakin bersemangat untuk
mengikuti segala kegiatan pembelajaran yang ada di sekolah, dengan begitu
mereka tidak akan kesulitan dalam mengerahkan pikiran mereka untuk memunculkan
ide-ide atau gagasan dalam kreativitas.
B.
Hubungan Kreativitas dengan
Lingkungan
Kondisi lingkungan merupakan unsur yang datang dari
luar diri siswa yaitu lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.Dalam
lingkungan keluarga, peran kedua orang tua sangat diperlukan dalam pembentukan kreativitas
anak-anaknya. Sebagai contoh, dalam keluarga dimana kedua orang tua terlalu
sibuk bekerja dan tidak memperhatikan perkembangan belajar anak, maka anak
tersebut akan merasa tidak diperdulikan. Si anak kemudian akan terbiasa
menjalani hari-hari sekolah tanpa adanya semangat atau keinginan dirinya untuk
belajar. Hal ini berakibat pada minimnya kreativitas siswa.Berbeda dengan anak
yang selalu diawasi perkembangan belajar oleh kedua orang tuanya.Orang tua
harusnya mengikuti bagaimana kemajuan anak di sekolah.Orangtua akan berupaya
mengusahakan fasilitas yang diperlukan anak untuk kreatvitasnya. Jika si anak
mendapatkan nilai yang bagus karena rajin belajar, orang tua bisa memberikan
reward berupa pujian maupun hadiah. Jika
anak mendapatkan nilai yang jelek di sekolah, orang tua sebaiknya tidak
langsung memarahi, namun diberikan dukungan kepada sang anak agar terus
berusaha memperbaiki diri dan rajin belajar.
Selain itu, faktor pekerjaan dan keberhasilan karir
orang tua juga berpengaruh dalam perkembangan kreativitas siswa. Di dalam
keluarga yang kedua orang tuanya pekerja keras dan berhasil dalam karir, maka
sang anak juga akan terdorong untuk mempunyai perilaku yang sama seperti orang
tuanya. Mereka pasti juga ingin menjadi orang yang sukses, dan untuk itu mereka
harus sekolah yang baik. Hal ini akan menimbulkan motivasi di dalam diri untuk
selalu belajar dengan giat, yang tentu saja akan bedampak pula pada
perkembangan kreativitasnya.
Keadaan sekolah tempat belajar turut mempengaruhi
tingkat perkembangan kreativitas anak.Kualitas guru, metode mengajarnya,
kesesuaian kurikulum dengan kemampuan anak, keadaan fasilitas atau perlengkapan
di sekolah dan sebagainya, semua ini mempengaruhi kreativitas siswa.Dalam
lingkungan sekolah, hendaknya segala sarana dan prasarana perlu ditata serta
dikelola agar dapat menyenangkan dan membuat siswa merasa nyaman serta betah
untuk belajar. Sebagai contoh, jika keadaan kelas rapi dan bersih, maka siswa
akan berada dalam suasana kelas yang menyenangkan untuk menimba ilmu. Sekolah
yang memiliki perpustakaan yang bagus dan rapi serta laboratorium yang memadai
juga akan membuat siswa lebih mudah untuk memusatkan kreativitasnya. Daripada
menghabiskan waktu istirahat atau jam kosong pelajaran dengan bermain, mereka
akan tergerak untuk belajar di perpustakaan dan laboratorium sekolah.
Kebutuhan emosional psikologis di sekolah juga perlu
mendapat perhatian, misalnya kebutuhan rasa aman saat para siswa berada di
sekolah, berprestasi, dihargai oleh guru serta teman-teman sekolah, serta
diakui yang harus dipenuhi agar kreativitas mereka bisa semakin tearasah dan
dapat dipertahankan.
Selain itu, peran guru di sekolah juga berpengaruh besar
terhadap kreativitas siswa.Upaya guru membelajarkan siswa adalah usaha guru
dalam mempersiapkan diri untuk membelajarkan siswa mulai dari penguasaan
materi, cara menyampaikannya, menarik perhatian siswa dan mengevaluasi hasil
belajar siswa. Bila upaya guru hanya sekedar mengajar, artinya keberhasilan
guru yang menjadi titik tolak, besar kemungkinan siswa tidak tertarik untuk
belajar sehingga kreativitas siswa menjadi melemah atau hilang.
Kreativitas siswa juga ada hubungannya dengan
lingkungan masyarakat.Lingkungan masyarakat disini termasuk teman-teman
sepermainan, tetangga, dan orang-orang lain yang berinteraksi dengan siswa
dalam kehidupannya sehari-hari.Keadaan masyarakat juga menentukan hasil belajar
dan kreativitas siswa. Bila sekitar tempat tinggal keadaan masyarakatnya
terdiri dari orang-orang yang berpendidikan, terutama anak-anaknya, rata-rata
bersekolah tinggi dan moralnya baik, hal ini akan mendorong motivasi anak agar
lebih giat belajar, sehingga memudahkan mereka dalam mengasah kreativitas
mereka.
Sebagai contoh, jika dalam pergaulannya, seorang
siswa lebih banyak berteman dengan anak-anak bandel yang
selalu bolos sekolah, maka hal tersebut akan berpengaruh kepada motivasi untuk
belajar siswa tersebut. Lama-kelamaan ia akan terpengaruh oleh teman-temannya,
menjadikannya malas untuk mempelajari hal-hal baru yang tidak diketahuinya. Hal
ini menyebabkan siswa tersebut malas sekolah, kurang keinginan untuk belajar
dan maunya bermain selalu sepanjang hari. Namun, jika seorang siswa lebih
banyak bergaul dengan anak-anak yang juga rajin, maka ia juga akan merasa bahwa
dirinya harus rajin belajar seperti teman-temannya. Keinginan untuk tidak
ketinggalan dari teman inilah yang akan membuat siswa lebih termotivasi dalam
mengikuti pembelajaran, yang tentu saja akan berdampak positif pada perkembangan
kreativitas masing-masing siswa.
DAFTAR
PUSTAKA
http://walangkopo99.blogspot.com/2013/03/pengertian-motivasi.html?m=1
http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2013/03/lingkungan-belajar-dan-pembelajaran.html?m=1