Peri CintaQ

Peri CintaQ

Cari Blog Ini

Selasa, 17 Desember 2013

MOTIVASI DAN PROSES PEMBELAJARAN



A.  Definisi Motivasi
Pada intinya, motivasi dapat diartikan sebagai:
1.    Dorongan yang timbul pada diri seseorang, secara disadari  atau tidak disadari, untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu.
2.    Usaha-usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau sekelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang ingin dicapai.
Motivasi dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
1.    Motivasi yang berasal dari dalam diri seseorang (motivasi instrinsik)
2.    Motivasi dari luar yang berupa usaha pembentukan dari orang lain (motivasi ekstrinsik)
Menurut Abraham Maslow, seseorang termotivasi karena memiliki kebutuhan yang harus dipenuhi.

B.  Motivasi dalam Pembelajaran di Kelas
Motivasi siswa berkaitan erat dengan keinginan siswa untuk terlibat dalam proses pembelajaran bagi terciptanya proses pembelajaran di kelas secara efektif, baik dalam proses maupun pencapaian hasil. Seorang guru merasa bersemangat ketika siswa yang dihadapi memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar.
Sejumlah indikator untuk mengetahui siswa yang memiliki motivasi dalam proses pembelajaran antara lain:
1.    Memiliki gairah yang tinggi.
2.    Penuh semangat.
3.    Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi.
4.    Mampu “jalan sendiri” ketika guru meminta siswa mengerjakan sesuatu.
5.    Memiliki rasa percaya diri.
6.    Memiliki daya konsentrasi yang tinggi.
7.    Kesulitan dianggap sebagai tantangan yang harus diatasi.
8.    Memiliki kesabaran dan daya juang yang tinggi.
Dalam proses pembelajaran ada siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi maupun yang motivasi belajar yang rendah. Sehingga kedua kelompok siswa tersebut tetap sama-sama harus diberikan pengembangan dan pembinaan.

C.  Proses Pembelajaran untuk Mengembangkan Motivasi Belajar Subjek Didik
Faktor-faktor yang dapat disinergikan untuk membangun dan mengembangkan motivasi siswa antara lain:
1.    Tataran di luar kelas, perhatian dan pengembangan dilakukan di luar kelas dengan cara-cara:
a.    Menekankan kepada siswa tentang arti pentingnya persiapan dalam menghadapi kehidupan masa depan serta berpikir dan bekerja semaksimal mungkin.
b.    Memberikan contoh kepada siswa tentang orang-orang sukses dalam kehidupan dan rahasia kesuksesan mereka yang patut ditiru.
c.    Menunjukkan kepada siswa kegunaan materi pelajaran yang dipelajari dengan kehidupan nyata sehari-hari.
2.    Tataran di dalam kelas, dilakukan dengan cara:
a.    Memberikan ganjaran kepada siswa untuk pekerjaan-pekerjaan yang diselesaikan.
b.    Target pencapaian belajar harus jelas.
c.    Kembangkan susasana yang memungkinkan siswa merasa diterima dan didukung.
d.   Usahakan merespon pertanyaan siswa secara positif dan segera memberikan pujian kepada siswa yang mampu mengajukan pertanyaan dengan baik.
e.    Dalam memberikan tugas, sebaiknya perlu dipecah ke dalam rangkaian tugas yang kecil-kecil sehingga siswa tidak akan merasa berat dalam mengerjakannya.
f.     Mengenalkan kepada siswa tentang “ketuntasan belajar”.
g.    Hindari menciptakan kompetisi yang terlalu intens di antara siswa.
h.    Guru harus menunjukkan kemampuan menguasai bahan yang diajarkan, antusiasisme, dan kemenarikan dalam mengajar.
D.  Pengembangan Motivasi Subjek Didik Melalui “Model Latihan Motivasi Diri” (Self-motivation Training Model)
Dengan menggunakan Latihan Motivasi Diri, siswa dituntut secara aktif mengembangkan motivasi belajarnya sendiri melalui aktivitasnya sendiri dan memantaunya sendiri. Enam kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa untuk mengembangkan motivasi belajarnya dengan menggunakan model ini antara lain:
1.    Mengembangkan motivasi intrinsik
Kegiatan yang dilakukan antara lain:
a.    Menulis tiga alasan mengapa belajar, dengan memfokuskan pada kebutuhan, rasa ingin tahu, dan kenyamanan dalam belajar.
b.    Memikirkan tentang apa yang akan dilakukan dalam belajar.
2.    Memantau motivasi ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik mencakup tujuan, nilai-nilai, dan minat orang lain yang mempengaruhi diri Anda. Motivasi ekstrinsik tidak jelek, hanya saja tidak seefektif motivasi intrinsik.
3.    Mendeskripsikan kegiatan apa saja yang dilakukan untuk mengembangkan motivasi belajarnya.
Disini kejujuran terhadap diri sendiri sangat dituntut agar dapat mencapai hasil yang maksimal.
4.    Memantau dan mendeskripsikan kemajuan kegiatan agar siswa mengetahui dengan sendirinya sampai dimana kemajuan yang telah dicapai serta sekurang-kurangnya apa yang masih ada.
5.    Memilih mentor untuk mengembangkan dan membantu semua siswa dengan kriteria-kriteria tertentu.
6.    Membuat kesimpulan dari keseluruhan kegiatan yang telah dilakukan sehingga dapat diketahui sampai dimana keefektifan diri siswa selama berlatih mengembangkan motivasi belajarnya sendiri.
Semua kegiatan tersebut dilakukan secara mandiri oleh siswa dengan menggunakan “Format Pantau Diri” yang harus dikerjakan, diisi, dan dilaporkan oleh siswa.

MOTIVASI PEMBELAJARAN



MOTIVASI PEMBELAJARAN

Menurut pengertiannya, Motivasi adalah suatu dorongan kehendak yang menyebabkan seseorang melakukan suatu perbuatan untuk mencapai tujuan tertentu.Motivasi berasal dari kata motif yang berarti "dorongan" atau rangsangan atau "daya penggerak" yang ada dalam diri seseorang. Menurut Weiner motivasi didefenisikan sebagai kondisi internal yang membangkitkan kita untuk bertindak, mendorong kita mencapai tujuan tertentu, dan membuat kita tetap tertarik dalam kegiatan tertentu. Menurut Uno, motivasi dapat diartikan sebagai dorongan internal dan eksternal dalam diri seseorang yang diindikasikan dengan adanya; hasrat dan minat; dorongan dan kebutuhan; harapan dan cita-cita; penghargaan dan penghormatan. Motivasi adalah sesuatu apa yang membuat seseorang bertindak menyatakan bahwa motivasi merupakan dampak dari interaksi seseorang dengan situasi yang dihadapinya.
Motivasi belajar merupakan salah satu faktor yang secara awal hendaknya telah dimiliki siswa. Apabila siswa berminat untuk mempelajari sesuatu maka akan memperoleh hasil belajar yang memuaskan. Keaktifan para siswa mengikuti belajar mengajar, teori maupun praktek merupakan ciri khas siswa yang memiliki motivasi belajar.Motivasi belajar yang timbul dari dalam diri siswa memungkinkan untuk memperoleh hasil belajar yang memuaskan. Motivasi belajar sangatlah diperlukan karena dengan motivasi, hasil belajar akan menjadi lebih optimal. Motivasi juga menentukan intensitas usaha siswa untuk belajar. Siswa yang menyadari akan kebutuhaNnya untuk belajar maka siswa tersebut akan lebih giat dan antusias dalam belajar.
Sifat motivasi dibagi atas dua golongan yaitu :
a.    Motivasi intrinsik adalah Motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena ada dalam diri setiap individu suatu dorongan untuk melakukan sesuatu. Siswa yang memiliki motivasi yang kuat akan memiliki tujuan untuk menjadi orang yang terdidik dan ditunjukkan dengan tingginya aktivitas yang dilakukan, terutama aktivitas dalam belajar. Dorongan yang menggerakkan tersebut bersumber pada suatu kebutuhan yaitu kebutuhan yang berisikan keharusan untuk menjadi orang yang terdidik.
b.    Motivasi ekstrinsik adalah Motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar. Motivasi ekstrinsik merupakan bentuk motivasi yang didalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar. Motivasi ekstrinsik tetap diperlukan di sekolah karena pengajaran di sekolah tidak semuanya menarik perhatian siswa atau sesuai dengan kebutuhan siswa, lagipula sering terjadi siswa tidak memahami untuk apa sebenarnya dia belajar hal-hal yang diberikan di sekolah.
Setiap motivasi berkaitan dengan suatu tujuan.Siswa termotivasi untuk belajar karena ingin mencapai prestasi yang tinggi dan juga untuk mewujudkan cita-citanya. Sehubungan dengan hal tersebut, motivasi mempunyai tiga fungsi yaitu:
a. Mendorong manusia untuk berbuat. Motivasi merupakan suatu motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
b. Menentukan arah perbuatan yaitu kearah tujuan yang hendak dicapai. Motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
c. Menyeleksi perbuatan. Menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan untuk mencapai tujuan dengan cara menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan yang akan dicapai.
Siswa akan malas belajar jika pelajaran yang akan diajarkan guru di sekolah tidak sesuai dengan minatnya. Jika siswa tidak berminat pada proses belajar mengajar yang ada di dalam kelas maka akan berakibat pada kurangnya perhatian siswa terhadap pelajaran tersebut dan pada gilirannya akan berdampak negatif terhadap pencapaian hasil belajar.
Pentingnya motivasi bagi siswa adalah :
a. Menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses dan hasil akhir belajar.
b. Menginformasikan tentang usaha belajar, bila dibanding dengan teman sebaya sebagai ilustrasi, terbukti kegiatan usahanya belum memadai, maka ia berusaha setekun mungkin agar berhasil.
c. Mengarahkan kegiatan belajar, mengetahui bahwa dirinya belum belajar secara efektif, maka ia mengubah perilaku belajarnya.
d. Membesarkan semangat belajar.
e. Menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar dan kemudian bekerja.
Dalam motivasi belajar terkandung adanya cita-cita atau aspirasi siswa, ini diharapkan siswa mendapat motivasi belajar sehingga mengerti dengan apa yang menjadi tujuan dalam belajar. Disamping itu, keadaan siswa yang baik dalam belajar akan menyebabkan siswa tersebut bersemangat dalam belajar dan mampu menyelesaikan tugas dengan baik, kebalikan dengan siswa yang sedang sakit, ia tidak mempunyai gairah dalam belajar. Dalam upaya peningkatan kualitas pembelajaran berbagai upaya dilakukan yaitu dengan peningkatan motivasi belajar. Dalam hal belajar siswa akan berhasil kalau dalam dirinya sendiri ada kemauan untuk belajar dan keinginan atau dorongan untuk belajar, karena dengan peningkatan motivasi belajar maka siswa akan tergerak, terarahkan sikap dan perilaku siswa dalam belajar.
Motivasi belajar merupakan keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar, dan memberikan arah pada kegiatan belajar demi mencapai tujuan. Menurut Mc. Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Motivasi bukan saja penting karena menjadi faktor penyebab belajar, namun juga memperlancar belajar dan hasil belajar. Secara historik, guru selalu mengetahui kapan siswa perlu diberi motivasi selama proses belajar, sehingga aktivitas belajar berlangsung lebih menyenangkan, arus komunikasi lebih lancar, menurunkan kecemasan siswa, meningkatkan kreaktivitas dan aktivitas belajar.
Siswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi, selalu berusaha secara terus-menerus sehingga tercapai tujuan yang dicita-citakannya, yakin akan berhasil menyelesaikan setiap masalah belajar yang dihadapinya, dan mempunyai respon yang kuat untuk menyelesaikan setiap persoalan yang kelihatannya harus membutuhkan konsentrasi pikiran. Pada umumnya siswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi, maka siswa tersebut juga akan giat belajar, Hudgins (2003) berpendapat bahwa siswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi akan berusaha keras demi suksesnya belajar, individu mempunyai harapan yang besar untuk sukses dan sikap yang positif terhadap pencapaian tujuan. Apabila usaha ini membuahkan suatu hasil, siswa tersebutakan merasa puas sebab semua itu diperoleh karena suatu usaha dan bukan keberuntungan semata.
A.      Hubungan Motivasi dengan Kreativitas
Pengertian kreativitas adalah suatu kemampuan, yaitu kemampuan untuk membayangkan atau menciptakan sesuatu yang baru, kemampuan untuk membangun ide-ide baru dengan mengkombinasikan, merubah, menerapkan ulang ide-ide yang sudah ada; suatu sikap, yaitu kemampuan menerima perubahan dan pembaruan, kemauan untuk bermain dengan ide dan kemungkinan untuk fleksibilitas pandangan, kebiasaan menikmati sesuatu dengan baik, ketika mencari cara untuk mengimprovisasi ide tersebut; suatu proses, yaitu orang kreatif bekerja keras dan terus menerus, sedikit demi sedikit membuat perubahan dan perbaikan terhadap pekerjaannya.
Kreativitas tidak selalu berhubungan dengan karya-karya yang besar atau yang rumit saja, melainkan juga berhubungan dengan karya-karya sederhana.Pertumbuhan kreativitas dimulai sejak manusia dilahirkan dan berkembang terus sesuai dengan berbagai faktor yang mempengaruhinya.
Dengan kadar yang berbeda, pada dasarnya setiap manusia memiliki potensi kreativitas. Kreativitas memegang peranan penting, sebagai jiwanya perkembangan atau perubahan dan kemajuan bangsa.Ditinjau dari wawasan ini kreativitas bukanlah hanya sekedar potensi, tetapi telah menjadi sebuah nilai sebagai tolak ukur dalam menentukan status keberadaan manusia.Kreativitas tidak selalu berhubungan dengan karya-karya yang besar atau yang rumit saja, melainkan juga berhubungan dengan karya-karya sederhana.Pertumbuhan kreativitas dimulai sejak manusia dilahirkan dan berkembang terus sesuai dengan berbagai faktor yang mempengaruhinya.
Motivasi menunjukkan keinginan seseorang untuk memperoleh sesuatu agar keinginannya terkabul maka seseorang akan mengadakan usaha-usaha, antara lain dengan meningkatkan perhatiannya terhadap sesuatu dengan cara mempelajari apa sesuatu itu, bagaimana memperoleh sesuatu itu, dan lain sebagainya. Kreativitas merupakan sifat ingin menimbulkan ide-ide baru dan gagasan-gagasan yang dapat mengembangkan pengetahuan baru.
Kreativitas yang tinggi akan menimbulkan ide-ide baru dan gagasan yang dapat mengembangkan pengetahuan baru. Kreativitas berhubungan dengan kondisi sikap atau keadaan seseorang terhadap suatu situasi.Pembelajaran adalah suatu peristiwa yakni belajar. Kreativitas belajar mempengaruhi daya pikir seseorang dalam belajar, sikap kreativitas belajar yang dimiliki seseorang tinggi maka kemampuan berpikir dan keyakinannya akan semakin tinggi. Teori belajar menyimpulkan bahwa kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan atau kekuatan yang dimiliki seseorang untuk menyelesaikan suatu masalah atau pekerjaan. Dengan memiliki kemampuan yang tinggi maka seseorang akan berhasil dalam belajar. Namun jika kreativitas belajar seseorang rendah maka kemandiriannya dalam berpikir dan menanggapi persoalan juga rendah.
Dari uraian di atas, dapat dimengerti bahwa dengan motivasi belajar akan menampakkan keseriusan atau ketekunan siswa waktu mengikuti proses belajar, maka keadaan seperti ini akan memberikan belajar yang cenderung baik dan tinggi. Karena adanya motivasi tersebut maka berdampak kepada perkembangan kreativitas belajar, dapat dilihat dari seringnya siswa mengajukan pertanyaan dan juga memberikan ide-ide serta gagasan-gagasan baru yang mendukung tentang proses belajar-mengajar, yang mana nantinya akan menimbulkan pengetahuan-pengetahuan baru sehingga hasil belajar yang diperoleh akan semakin baik.
Jadi, antara motivasi dan kreativitas sangatlah erat hubungannya. Motivasi membuat siswa semakin bersemangat untuk mengikuti segala kegiatan pembelajaran yang ada di sekolah, dengan begitu mereka tidak akan kesulitan dalam mengerahkan pikiran mereka untuk memunculkan ide-ide atau gagasan dalam kreativitas.
B.       Hubungan Kreativitas dengan Lingkungan
Kondisi lingkungan merupakan unsur yang datang dari luar diri siswa yaitu lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.Dalam lingkungan keluarga, peran kedua orang tua sangat diperlukan dalam pembentukan kreativitas anak-anaknya. Sebagai contoh, dalam keluarga dimana kedua orang tua terlalu sibuk bekerja dan tidak memperhatikan perkembangan belajar anak, maka anak tersebut akan merasa tidak diperdulikan. Si anak kemudian akan terbiasa menjalani hari-hari sekolah tanpa adanya semangat atau keinginan dirinya untuk belajar. Hal ini berakibat pada minimnya kreativitas siswa.Berbeda dengan anak yang selalu diawasi perkembangan belajar oleh kedua orang tuanya.Orang tua harusnya mengikuti bagaimana kemajuan anak di sekolah.Orangtua akan berupaya mengusahakan fasilitas yang diperlukan anak untuk kreatvitasnya. Jika si anak mendapatkan nilai yang bagus karena rajin belajar, orang tua bisa memberikan reward berupa pujian maupun hadiah.  Jika anak mendapatkan nilai yang jelek di sekolah, orang tua sebaiknya tidak langsung memarahi, namun diberikan dukungan kepada sang anak agar terus berusaha memperbaiki diri dan rajin belajar.
Selain itu, faktor pekerjaan dan keberhasilan karir orang tua juga berpengaruh dalam perkembangan kreativitas siswa. Di dalam keluarga yang kedua orang tuanya pekerja keras dan berhasil dalam karir, maka sang anak juga akan terdorong untuk mempunyai perilaku yang sama seperti orang tuanya. Mereka pasti juga ingin menjadi orang yang sukses, dan untuk itu mereka harus sekolah yang baik. Hal ini akan menimbulkan motivasi di dalam diri untuk selalu belajar dengan giat, yang tentu saja akan bedampak pula pada perkembangan kreativitasnya.
Keadaan sekolah tempat belajar turut mempengaruhi tingkat perkembangan kreativitas anak.Kualitas guru, metode mengajarnya, kesesuaian kurikulum dengan kemampuan anak, keadaan fasilitas atau perlengkapan di sekolah dan sebagainya, semua ini mempengaruhi kreativitas siswa.Dalam lingkungan sekolah, hendaknya segala sarana dan prasarana perlu ditata serta dikelola agar dapat menyenangkan dan membuat siswa merasa nyaman serta betah untuk belajar. Sebagai contoh, jika keadaan kelas rapi dan bersih, maka siswa akan berada dalam suasana kelas yang menyenangkan untuk menimba ilmu. Sekolah yang memiliki perpustakaan yang bagus dan rapi serta laboratorium yang memadai juga akan membuat siswa lebih mudah untuk memusatkan kreativitasnya. Daripada menghabiskan waktu istirahat atau jam kosong pelajaran dengan bermain, mereka akan tergerak untuk belajar di perpustakaan dan laboratorium sekolah.
Kebutuhan emosional psikologis di sekolah juga perlu mendapat perhatian, misalnya kebutuhan rasa aman saat para siswa berada di sekolah, berprestasi, dihargai oleh guru serta teman-teman sekolah, serta diakui yang harus dipenuhi agar kreativitas mereka bisa semakin tearasah dan dapat dipertahankan.
Selain itu, peran guru di sekolah juga berpengaruh besar terhadap kreativitas siswa.Upaya guru membelajarkan siswa adalah usaha guru dalam mempersiapkan diri untuk membelajarkan siswa mulai dari penguasaan materi, cara menyampaikannya, menarik perhatian siswa dan mengevaluasi hasil belajar siswa. Bila upaya guru hanya sekedar mengajar, artinya keberhasilan guru yang menjadi titik tolak, besar kemungkinan siswa tidak tertarik untuk belajar sehingga kreativitas siswa menjadi melemah atau hilang.
Kreativitas siswa juga ada hubungannya dengan lingkungan masyarakat.Lingkungan masyarakat disini termasuk teman-teman sepermainan, tetangga, dan orang-orang lain yang berinteraksi dengan siswa dalam kehidupannya sehari-hari.Keadaan masyarakat juga menentukan hasil belajar dan kreativitas siswa. Bila sekitar tempat tinggal keadaan masyarakatnya terdiri dari orang-orang yang berpendidikan, terutama anak-anaknya, rata-rata bersekolah tinggi dan moralnya baik, hal ini akan mendorong motivasi anak agar lebih giat belajar, sehingga memudahkan mereka dalam mengasah kreativitas mereka.
Sebagai contoh, jika dalam pergaulannya, seorang siswa lebih banyak berteman dengan anak-anak bandel yang selalu bolos sekolah, maka hal tersebut akan berpengaruh kepada motivasi untuk belajar siswa tersebut. Lama-kelamaan ia akan terpengaruh oleh teman-temannya, menjadikannya malas untuk mempelajari hal-hal baru yang tidak diketahuinya. Hal ini menyebabkan siswa tersebut malas sekolah, kurang keinginan untuk belajar dan maunya bermain selalu sepanjang hari. Namun, jika seorang siswa lebih banyak bergaul dengan anak-anak yang juga rajin, maka ia juga akan merasa bahwa dirinya harus rajin belajar seperti teman-temannya. Keinginan untuk tidak ketinggalan dari teman inilah yang akan membuat siswa lebih termotivasi dalam mengikuti pembelajaran, yang tentu saja akan berdampak positif pada perkembangan kreativitas masing-masing siswa.












DAFTAR PUSTAKA
           
http://walangkopo99.blogspot.com/2013/03/pengertian-motivasi.html?m=1
http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2013/03/lingkungan-belajar-dan-pembelajaran.html?m=1